Jumat, 12 Desember 2014

Sehatnya Hidup Menggunakan Hypnotherapy

deni rifais 2014

Sehatnya Hidup Menggunakan Hypnotherapy



Hypnotherapy sampai saat ini masih terus berkembang yang dimulai sejak abad ke-18, mulai dari konsep hypnosis konvensional yang dikembangkan oleh Dr. James Braid sampai dengan hypnotherapy klinis modern yang dikembangkan oleh Dr. Milton H. Erickson sampai terakhir-akhir yang dikembangkan oleh Dr. Dave Elman, Gill Boyne maupun Yapko. Dr. Milton H. Erickson pertama kali memperkenalkan bahwa jiwa dan nilai yang unik pada manusia sangat kompleks. Tidaklah mudah meminta orang untuk secara langsung menghilangkan kebiasaan buruk yang ingin dia tinggalkan. Seperti kita menyampaikan nasihat kepada seseorang karena dia mempunyai masalah yang ingin diselesaikan. Perilaku atau respons seseorang tidak sama dalam menghadapi peristiwa yang berbeda. Bahkan sangat mungkin sekali untuk peristiwa yang sama, perilaku atau respons seseorang yang sama dapat berbeda. Hal inilah yang dikembangkan Erickson menuju metode hypnotherapy yang lebih efektif. Berkat jasanya dalam mengembangkan metode-metode dalam melakukan terapi klinis dengan metode Hypnotherapy, maka pada tahun 1950-an hypnotherapy diakui oleh Asosiasi Medis Amerika (AMA) sebagai metode terapi yang sah. Pasca Milton H. Erickson, metode ini berkembang terus sampai dengan metode yang berorientasi kepada pasien. Saat ini, metode ini lebih efektif digunakan apalagi digabungkan dengan pola komunikasi yang telah dikembangkan Erickson.
Hypnotherapy adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti / saran penyembuhan yang diberikan. Hypnotherapy dapat diterapkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan dasar, yaitu :

  • 1)      Bersedia dengan sukarela

  • 2)      Memiliki kemampuan untuk fokus dan imajinasi

  • 3)      Memahami komunikasi verbal

Untuk memahami hypnotherapy secara mudah dan benar, sebelumnya kita harus memahami bahwa aktivitas pikiran manusia secara sederhana dikelompokkan dalam 4 wilayah yang dikenal dengan istilah Brainwave, yaitu :

  • a)      Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 14 – 24 Cps (diukur dengan perangkat EEG).Contohnya pada saat kita aktif belajar, bekerja, kita dalam keadaan terjaga sepenuhnya.

  • b)      Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar, mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang dalam kondisi relaksasi. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7 – 14 Cps. Contohnya pada saat kita santai atau melamun, berada dalam kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, fase awal untuk mengakses pikiran bawah sadar (subconscious).

  • c)      Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta juga gelombang pikiran ketika seseorang tertidur dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye Movement). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 – 7 Cps. Contohnya pada saat kita mengantuk, dan bersiap untuk tidur. Tidur REM/Rapid Eye Movement, peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, fase lebih dalam untuk mengakses pikiran bawah sadar (subconscious mind).

  • d)     Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 0.5 – 3.5 Cps. Contohnya Kita tertidur dengan sangat nyenyak, kadang mengigau, sukar dibangunkan. Di dalam konteks hypnoterapy, keadaan ini disebut dengan somnabulism.

Pada saat setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta, kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur. Perpindahan wilayah ini tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan-akan seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta. Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat didengarkan dengan baik, tetapi justru suara-suara ini didengar dengan sangat baik oleh pikiran bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen, karena tidak disadari oleh “pikiran sadar” yang bersangkutan.
Seorang yang sakit secara medis, mau sembuh atau tidak, mau mengikuti saran dokternya atau tidak, tergantung pada pasien sendiri. Sehebat apapun dokternya, apabila pasien tidak menuruti apa kata dokternya, tentunya sulit untuk sembuh. Dalam kasus-kasus tertentu yang bersifat medis non psikis, hypnotherapy bukan suatu bentuk  alternatif dari pengobatan, tetapi menjadi pelengkap terhadap proses penyembuhannya. Sehingga jika secara medis masalah tersebut masih memerlukan pengobatan secara medis maka masih tetap dibutuhkan seorang dokter untuk memberikan obatnya. Seorang hypnotherapist membantu dalam masalah mentalnya. Metode hypnotherapy modern dengan orientasi kepada pasien lebih banyak berperan untuk ‘membuka’ kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya dan membantu pasien untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia sendiri. Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan dapat menerima kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktifitasnya atau kegiatannya sehari-hari. Medical hypnosis atau hipnosis kedokteran kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan kesehatan dengan hipnosis bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah gangguan kesehatan dengan hypnosis bagi orang sehat), hypnotherapy (penyehatan dengan hinosis bagi orang sakit), serta masih ada hypnosis untuk rehabilitasi bagi orang cacat, hypnobirthing digunakan di bidang kebidanan, hypnodontics digunakan kedokteran gigi, Hypnoslimming (menurunkan berat badan dengan hypnosis), Hypnoparenting (cara mendidik anak dengan benar), Hypnoanestesia (pembiusan tanpa obat bius) dan Forensic Hypnosis (hipnosis untuk penegakan hukum). Namun demikian, hypnotherapy juga bisa digunakan pada pasien nonpsikiatrik. Pengobatan model ini bisa digabungkan dengan jenis pengobatan lainnya. Banyak dokter terutama ahli bedah dan anestesi yang terlatih dalam masalah Hypnotherapy. Demikian pula dokter gigi serta para perawat. Sayangnya, hingga kini masih banyak orang yang enggan menjalani hypnotherapy. Orang yang terhipnosis, sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya. Walaupun menggunakan perintah berupa kata “tidur”, kata itu tidak membuat pasien tidur sesungguhnya. Pasien tetap dalam keadaan awake, serta mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hypnosis. Ia menyadari segala sesuatu yang diperintahkan serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau norma-norma umum. Selain itu, sebelum proses ini dilakukan, telah ada kesepakatan antara pasien dengan penghypnosis untuk melakukan hypnotherapy. Melakukan hypnotherapy terhadap pasien sama halnya dengan melakukan terapi lainnya. Pasien harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hypnosis dalam terapinya, serta keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya.
Proses Hypnotherapy juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan. Sebelum melakukan hypnosis, pasien harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan fisik, dan bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium (darah,urine,dll). Hipnotererapis sebagai fasilitator dan pasien sebagai subjek perlu menjalani kerjasama yang baik sebelum proses hypnosis dimulai. Pemahaman pasien akan masksud dan tujuan Hypnotherapy merupakan kunci efektifitas terapi. Karena itu diperlukan informasi yang jelas dan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadar. Menurut dr. Erwin Kusuma SpKJ (K), pasien hipnosis berperan sebagai subjek. Ini berarti pasienlah yang menentukan apa yang akan dilakukan. Sementara penghypnosis hanya berperan sebagai fasilitator. Bila sudah terampil, lanjut dosen hipnosis kedokteran FKUI ini, pasien tidak perlu lagi peran fasilitator sehingga hypnosis bisa dilakukan sendiri (autohypnosis). Pada tingkat bawah sadar, pasien tetap sepenuhnya memiliki kendali terhadap kemauannya sendiri sehingga ia tidak mungkin dipengaruhi di luar kesadarannya. ”Ini yang sering disalah mengerti oleh orang awam,” ungkap lulusan Psikiatri Anak dan Remaja FKUI tahun 1982 itu. Berbeda dengan magnetisme dimana pasien berfungsi sebagai obyek (sasaran) yang dikendalikan, baik untuk tujuan terapi maupun untuk hal-hal negatif. Hipnosis di masa lalu indentik dengan kondisi tidur, terbaring, atau tidak bergerak. Pada masa kini, hipnosis lebih ditekankan pada kondisi relaksasi yang dalam, baik secara fisik maupun mental. Dalam kondisi hipnosis, lanjutnya, sugesti positif yang ditanamkan disusun dalam kalimat yang sederhana. Karena pada kondisi ini kemampuan seseorang untuk merangkum kalimat demi kalimat mengalami penurunan.
Kasus seperti apa saja yang bisa mendapatkan hypnotherapy? Erwin mengungkapkan, pasien dengan kasus kecemasan dan fobia adalah yang paling sering mendapatkan hypnotherapy.  Bagi pasien yang mengalami gangguan kecemasan sehingga cemas pula untuk menelan obat, hypnotherapy adalah tindakan yang utama. Gangguan kesehatan bioplasmik (aura dan chakra), ungkap Erwin, sudah tentu harus diatasi dengan hypnotherapy. Ini karena obat-obatan kimia tidak mampu mencapai bioplasmik tersebut. Gangguan kesehatan bioplasmik dapat dilihat dari menurunnya ketahanan mental maupun fisik, serta berbagai bentuk alergi. Hypnotherapy juga dilakukan untuk pasien dengan gangguan psikosomatik. Sedangkan untuk gangguan fisik murni (somatik), hypnotherapy berperan sebagai penunjang. Kasus kebutaan histerik, yakni kebutaan yang timbul setelah mengalami trauma psikis, juga dapat diobati dengan hypnotherapy. Seperti halnya jenis terapi lainnya, harus ada indikasi (alasan) untuk menggunakan hypnotherapy.
Selain itu, terapi jenis ini digunakan bila manfaatnya lebih besar dari pada kerugian yang mungkin timbul. Lebih lanjut, hypnotherapy mempunyai manfaat sebagai berikut: Pada anak-anak, hypnotherapy dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti gigit kuku, menghisap jari, gagap, ngompol, alergi/kulit merah-merah. Hypnotherapy juga diterapkan pada pasien autisme. Pada pasien dewasa, hypnotherapy dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti masturbasi, merokok, judi, insomnia, penyakit kulit, kleptomania, phobia, trauma pskologis (kekerasan, perkosaan), serta dapat mempercepat penyembuhan ketergantungan narkoba. Di samping itu juga dapat membantu mengatasi luka bakar, melenyapkan timbulnya kutil, serta mampu menyembuhkan penyakit seperti asma, sinusitis, arthritis, mabuk laut, gangguan menstruasi, tekanan darah tinggi, stroke, impotensi, mengatasi rasa sakit (kasus kanker, persalinan, dan cabut gigi). Hipnosis juga digunakan untuk mengatasi kecemasan bawah sadar sehingga pasien mampu untuk menghadapi realitas, seperti pada kasus phobia, cemas, gangguan psikomatik, ataupun kebiasaan buruk (bad habits). Di bidang psikologi belajar, hipnosis dapat diarahkan untuk mengingkatkan konsentrasi, daya ingat, kreatifitas, ataupun kesiapan menghadapi ujian. Sementara di bidang industri, hypnosis bermanfaat untuk meningkatkan mutu SDM sehingga diharapkan mampu menghadapi situasi kompetitif dan efektif dalam menjalani tugas. Dalam Bidang Mental : Menyembuhkan fobia atau rasa takut yang berlebihan dalam waktu cepat,Menghilangkan dendam dan sifat pemarah (anger), Menghilangkan ketakutan terhadap penyakit atau hypochondria, Menyembuhkan gagap (stuttering) dalam waktu sangat singkat. Membantu menghilangkan stress, depresi, frustrasi, dll. Sedih berkepanjangan akibat ditinggal orang yang dicintai (grief), Menghilangkan trauma, Kecemasan (anxiety) dan serangan panik (panic attack), Menghilangkan kecanduan Zat Adiktif , Dalam Bidang Pengembangan Diri : Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kreatifitas. Mampu fokus mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama. Mengatasi kesulitan belajar pada anak-anak dan remaja. Meningkatkan prestasi belajar atau prestasi kerja. Mengatasi rasa bosan belajar atau bekerja. Menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk meraih cita-cita. Meningkatkan kepercayaan diri. Mengatasi rasa malu atau minder. Public speaking,menjadipercayadiri berbicara didepan umum. Menyembuhkan gangguan psikosomatis, Gangguan tidur, misalnya sulit tidur, atau tidur yang tidak nyenyak.Menghilangkan sakit kepala/migrain akibat ketegangan (tension  headache), dll. Dalam Bidang Seksual : Untuk pria : mengatasi impotensi non-organis dan ejakulasi dini, Untuk wanita : mengatasi frigiditas dan kesulitan orgasme,(anorgasmia), Menyembuhkan vaginismus dan Mengatasi penyimpangan seksual.





Daftar pustaka
Alladin, A. (2008). Cognitive An Integrated Approach to the Treatment of.
Allen, R. P. (2004). Scripts and Hypnotherapy.
Casebook, A. E., Erickson, M. H., & Rossi, E. L. (1979). Hypnotherapy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar