Sehatnya Hidup Menggunakan Hypnotherapy
Hypnotherapy sampai saat ini masih
terus berkembang yang dimulai sejak abad ke-18, mulai dari konsep hypnosis
konvensional yang dikembangkan oleh Dr. James Braid sampai dengan
hypnotherapy klinis modern yang dikembangkan oleh Dr. Milton H. Erickson
sampai terakhir-akhir yang dikembangkan oleh Dr. Dave Elman, Gill
Boyne maupun Yapko. Dr. Milton H. Erickson pertama kali
memperkenalkan bahwa jiwa dan nilai yang unik pada manusia sangat kompleks.
Tidaklah mudah meminta orang untuk secara langsung menghilangkan kebiasaan
buruk yang ingin dia tinggalkan. Seperti kita menyampaikan nasihat kepada
seseorang karena dia mempunyai masalah yang ingin diselesaikan. Perilaku atau
respons seseorang tidak sama dalam menghadapi peristiwa yang berbeda. Bahkan
sangat mungkin sekali untuk peristiwa yang sama, perilaku atau respons
seseorang yang sama dapat berbeda. Hal inilah yang dikembangkan Erickson menuju
metode hypnotherapy yang lebih efektif. Berkat jasanya dalam mengembangkan
metode-metode dalam melakukan terapi klinis dengan metode Hypnotherapy, maka
pada tahun 1950-an hypnotherapy diakui oleh Asosiasi Medis Amerika (AMA)
sebagai metode terapi yang sah. Pasca Milton H. Erickson, metode ini berkembang
terus sampai dengan metode yang berorientasi kepada pasien. Saat ini, metode
ini lebih efektif digunakan apalagi digabungkan dengan pola komunikasi yang
telah dikembangkan Erickson.
Hypnotherapy adalah suatu metode
dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi
relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar
sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah
untuk menerima sugesti / saran penyembuhan yang diberikan. Hypnotherapy dapat
diterapkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan dasar, yaitu :
- 1) Bersedia dengan sukarela
- 2) Memiliki kemampuan untuk fokus dan imajinasi
- 3) Memahami komunikasi verbal
Untuk
memahami hypnotherapy secara mudah dan benar, sebelumnya kita harus memahami
bahwa aktivitas pikiran manusia secara sederhana dikelompokkan dalam 4 wilayah
yang dikenal dengan istilah Brainwave, yaitu :
- a) Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 14 – 24 Cps (diukur dengan perangkat EEG).Contohnya pada saat kita aktif belajar, bekerja, kita dalam keadaan terjaga sepenuhnya.
- b) Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar, mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang dalam kondisi relaksasi. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7 – 14 Cps. Contohnya pada saat kita santai atau melamun, berada dalam kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, fase awal untuk mengakses pikiran bawah sadar (subconscious).
- c) Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta juga gelombang pikiran ketika seseorang tertidur dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye Movement). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 – 7 Cps. Contohnya pada saat kita mengantuk, dan bersiap untuk tidur. Tidur REM/Rapid Eye Movement, peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, fase lebih dalam untuk mengakses pikiran bawah sadar (subconscious mind).
- d) Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 0.5 – 3.5 Cps. Contohnya Kita tertidur dengan sangat nyenyak, kadang mengigau, sukar dibangunkan. Di dalam konteks hypnoterapy, keadaan ini disebut dengan somnabulism.
Pada saat
setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang
pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta,
kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur. Perpindahan wilayah ini
tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan-akan
seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta.
Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat
didengarkan dengan baik, tetapi justru suara-suara ini didengar dengan sangat
baik oleh pikiran bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen,
karena tidak disadari oleh “pikiran sadar” yang bersangkutan.
Seorang
yang sakit secara medis, mau sembuh atau tidak, mau mengikuti saran dokternya
atau tidak, tergantung pada pasien sendiri. Sehebat apapun dokternya, apabila
pasien tidak menuruti apa kata dokternya, tentunya sulit untuk sembuh. Dalam
kasus-kasus tertentu yang bersifat medis non psikis, hypnotherapy bukan suatu
bentuk alternatif dari pengobatan, tetapi menjadi pelengkap terhadap
proses penyembuhannya. Sehingga jika secara medis masalah tersebut masih
memerlukan pengobatan secara medis maka masih tetap dibutuhkan seorang dokter
untuk memberikan obatnya. Seorang hypnotherapist membantu dalam masalah
mentalnya. Metode hypnotherapy modern dengan orientasi kepada pasien lebih
banyak berperan untuk ‘membuka’ kesadaran pasien untuk mengetahui masalah
utamanya dan membantu pasien untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya
oleh dia sendiri. Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan
dapat menerima kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktifitasnya atau
kegiatannya sehari-hari. Medical
hypnosis atau hipnosis
kedokteran kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan
kesehatan dengan hipnosis bagi orang sehat), hipnoprevensi
(mencegah gangguan kesehatan dengan hypnosis bagi orang sehat), hypnotherapy
(penyehatan dengan hinosis bagi orang sakit), serta masih ada hypnosis untuk
rehabilitasi bagi orang cacat, hypnobirthing
digunakan di bidang kebidanan, hypnodontics
digunakan kedokteran gigi, Hypnoslimming (menurunkan berat badan dengan hypnosis),
Hypnoparenting (cara mendidik anak dengan
benar), Hypnoanestesia (pembiusan tanpa obat bius) dan
Forensic Hypnosis (hipnosis untuk penegakan hukum). Namun demikian, hypnotherapy juga
bisa digunakan pada pasien nonpsikiatrik. Pengobatan model ini bisa digabungkan
dengan jenis pengobatan lainnya. Banyak dokter terutama ahli bedah dan anestesi
yang terlatih dalam masalah Hypnotherapy. Demikian pula dokter gigi serta para
perawat. Sayangnya, hingga kini masih
banyak orang yang enggan menjalani hypnotherapy.
Orang yang terhipnosis, sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya.
Walaupun menggunakan perintah berupa kata “tidur”, kata itu tidak membuat
pasien tidur sesungguhnya. Pasien tetap dalam keadaan awake, serta mampu
mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hypnosis. Ia menyadari segala
sesuatu yang diperintahkan serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan
keinginan atau norma-norma umum. Selain itu, sebelum proses ini dilakukan,
telah ada kesepakatan antara
pasien dengan penghypnosis untuk melakukan hypnotherapy. Melakukan hypnotherapy
terhadap pasien sama halnya dengan melakukan terapi lainnya. Pasien harus tahu
persis mengapa diperlukan bantuan hypnosis dalam terapinya, serta keunggulan
apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya.
Proses
Hypnotherapy juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan.
Sebelum melakukan hypnosis, pasien harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan
fisik, dan bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium
(darah,urine,dll). Hipnotererapis sebagai fasilitator dan pasien sebagai subjek
perlu menjalani kerjasama yang baik sebelum proses hypnosis dimulai. Pemahaman
pasien akan masksud dan tujuan Hypnotherapy merupakan kunci efektifitas terapi.
Karena itu diperlukan informasi yang jelas dan pemahaman yang sama. Hal ini
bertujuan agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan
persepsi bawah sadar. Menurut dr. Erwin
Kusuma SpKJ (K), pasien hipnosis berperan sebagai subjek. Ini berarti
pasienlah yang menentukan apa yang akan dilakukan. Sementara penghypnosis hanya
berperan sebagai fasilitator. Bila sudah terampil, lanjut dosen hipnosis
kedokteran FKUI ini, pasien tidak perlu lagi peran fasilitator sehingga
hypnosis bisa dilakukan sendiri (autohypnosis). Pada tingkat bawah sadar,
pasien tetap sepenuhnya memiliki kendali terhadap kemauannya sendiri sehingga
ia tidak mungkin dipengaruhi di luar kesadarannya. ”Ini yang sering disalah
mengerti oleh orang awam,” ungkap lulusan Psikiatri Anak dan Remaja FKUI tahun
1982 itu. Berbeda dengan magnetisme dimana pasien berfungsi sebagai obyek
(sasaran) yang dikendalikan, baik untuk tujuan terapi maupun untuk hal-hal
negatif.
Hipnosis di masa lalu indentik
dengan kondisi tidur, terbaring, atau tidak bergerak. Pada masa kini, hipnosis lebih
ditekankan pada kondisi relaksasi yang dalam, baik secara fisik maupun mental.
Dalam kondisi hipnosis, lanjutnya, sugesti positif yang ditanamkan disusun
dalam kalimat yang sederhana. Karena pada kondisi ini kemampuan seseorang untuk
merangkum kalimat demi kalimat mengalami penurunan.
Kasus
seperti apa saja yang bisa mendapatkan hypnotherapy? Erwin mengungkapkan,
pasien dengan kasus kecemasan dan fobia adalah yang paling sering mendapatkan
hypnotherapy. Bagi pasien yang mengalami
gangguan kecemasan sehingga cemas pula untuk menelan obat, hypnotherapy adalah
tindakan yang utama. Gangguan kesehatan bioplasmik
(aura dan chakra), ungkap Erwin, sudah tentu harus diatasi dengan hypnotherapy.
Ini karena obat-obatan kimia tidak mampu mencapai bioplasmik tersebut. Gangguan
kesehatan bioplasmik dapat dilihat dari menurunnya ketahanan mental maupun
fisik, serta berbagai bentuk alergi. Hypnotherapy juga dilakukan untuk pasien
dengan gangguan psikosomatik. Sedangkan untuk gangguan fisik murni (somatik),
hypnotherapy berperan sebagai penunjang. Kasus kebutaan histerik, yakni
kebutaan yang timbul setelah mengalami trauma psikis, juga dapat diobati dengan
hypnotherapy. Seperti halnya jenis terapi lainnya, harus ada indikasi (alasan)
untuk menggunakan hypnotherapy.
Selain
itu, terapi jenis ini digunakan bila manfaatnya lebih besar dari pada kerugian
yang mungkin timbul. Lebih lanjut, hypnotherapy mempunyai manfaat sebagai
berikut: Pada anak-anak, hypnotherapy dapat menghilangkan kebiasaan buruk
seperti gigit kuku, menghisap jari, gagap, ngompol, alergi/kulit merah-merah.
Hypnotherapy juga diterapkan pada pasien autisme. Pada pasien dewasa,
hypnotherapy dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti masturbasi, merokok,
judi, insomnia, penyakit kulit, kleptomania, phobia, trauma pskologis
(kekerasan, perkosaan), serta dapat mempercepat penyembuhan ketergantungan
narkoba. Di samping itu juga dapat membantu mengatasi luka bakar, melenyapkan
timbulnya kutil, serta mampu menyembuhkan penyakit seperti asma, sinusitis,
arthritis, mabuk laut, gangguan menstruasi, tekanan darah tinggi, stroke,
impotensi, mengatasi rasa sakit (kasus kanker, persalinan, dan cabut gigi). Hipnosis
juga digunakan untuk mengatasi kecemasan bawah sadar sehingga pasien mampu
untuk menghadapi realitas, seperti pada kasus phobia, cemas, gangguan
psikomatik, ataupun kebiasaan buruk (bad habits). Di bidang psikologi belajar,
hipnosis dapat diarahkan untuk mengingkatkan konsentrasi, daya ingat,
kreatifitas, ataupun kesiapan menghadapi ujian. Sementara di bidang industri,
hypnosis bermanfaat untuk meningkatkan mutu SDM sehingga diharapkan mampu
menghadapi situasi kompetitif dan efektif dalam menjalani tugas. Dalam Bidang Mental : Menyembuhkan fobia atau rasa takut yang berlebihan
dalam waktu cepat,Menghilangkan
dendam dan sifat
pemarah (anger), Menghilangkan ketakutan
terhadap penyakit atau hypochondria,
Menyembuhkan gagap (stuttering)
dalam waktu sangat singkat. Membantu
menghilangkan stress, depresi, frustrasi, dll. Sedih berkepanjangan akibat
ditinggal orang yang dicintai (grief), Menghilangkan
trauma, Kecemasan
(anxiety) dan serangan panik (panic attack), Menghilangkan
kecanduan Zat Adiktif , Dalam Bidang
Pengembangan Diri : Meningkatkan konsentrasi,
daya ingat, dan kreatifitas. Mampu fokus
mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama. Mengatasi
kesulitan belajar pada anak-anak dan remaja. Meningkatkan prestasi belajar atau prestasi kerja. Mengatasi
rasa bosan belajar atau bekerja. Menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Memunculkan motivasi yang sangat kuat
untuk meraih cita-cita. Meningkatkan kepercayaan
diri. Mengatasi rasa malu
atau minder. Public speaking,menjadipercayadiri berbicara
didepan umum. Menyembuhkan gangguan psikosomatis, Gangguan tidur,
misalnya sulit tidur, atau tidur yang tidak nyenyak.Menghilangkan sakit kepala/migrain
akibat ketegangan (tension headache), dll. Dalam Bidang Seksual : Untuk pria : mengatasi impotensi
non-organis dan
ejakulasi dini, Untuk wanita : mengatasi frigiditas dan
kesulitan orgasme,(anorgasmia), Menyembuhkan vaginismus dan Mengatasi penyimpangan seksual.
Daftar pustaka
Alladin, A. (2008). Cognitive An Integrated
Approach to the Treatment of.
Allen, R. P. (2004). Scripts and Hypnotherapy.
Casebook, A. E., Erickson, M. H., & Rossi, E. L. (1979). Hypnotherapy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar